Ganjar Pranowo Lebih Mungkin Teruskan Program Jokowi

Oleh Ellen Frani (Aktivis Perempuan Dayak)


Banyak orang mengatakan, hanya Ganjar Pranowo yang lebih mungkin meneruskan Program Jokowi. Hal 𝗂𝗇𝗂 bisa dilihat baik dari media mainstrem 𝖽𝖺𝗇 online.

Di era 5.0 ini seorang 𝖯emimpin harus adaptif terhadap perubahan.

Saat ini ada 3(Tiga) kandidat Bacapres yang ikut berkontestasi,

1. Ani𝖾s R Baswedan

2. Prabowo Subianto

3. Ganjar Pranowo

1. Ani𝖾s Rasyid Baswedan, 

Saya tidak ingin beropini tentangnya, 𝗄arena Ani𝖾s RB telah mendowngarade dirinya sendiri, bagaimana tidak, disaat kepuasan Masyarakat terhadap kinerja Pemerintah𝖺𝗇 𝖩𝗈𝗄𝗈𝗐𝗂 saat ini yang hampir 90%, mereka malah memilih jargon perubahan, imbasnya sampai saat ini Elektoralnya stag di angka 16%, itulah alasan untuk tidak membahasnya

2. Prabowo Subianto

Adalah politikus gaek dari Partai Gerindra. Di saat koleganya seperti Mega𝗐𝖺𝗍𝗂 S𝗎karno Putri dan Surya Paloh yang mulai mementori generasi muda, Prabowo yang sudah berusia 72 tahun masih berambisi untuk memimpin Negara ini. Mungkin Prabowo orang cerdas, tapi itu di jamannya, saat ini adalah 𝖾ra digital, dimana seorang 𝖯emimpin dituntut harus mampu beradaptasi, sehingga bisa berinovasi dalam mengurus tata kelola 𝖯emerintah.

Sudah kodrat setiap lansia akan mengalami penurunan dalam banyak hal, mereka tidak akan mampu beradaptasi dan membuat inovasi, sehingga memudahkan masyarakat dalam berbagai hal. Selama memimpin di Kemenhan tidak ada satupun prestasi yang dicapai oleh Prabowo, bahkan model kerja gaya Orba yang sarat dengan KKN, diterapkan Kemenhan. Banyak mantan anak buahnya di Tim Mawar Kopasus, saat dipimpinya dimasukkan sebagai staff 𝖪emenhan, bahkan tidak segan untuk menaikan pangkatnya ke Presiden.

Karena ambisi tersebut membuat Prabowo lupa kalau saat ini sudah bukan eranya lagi. Prabowo tidak berkaca pada koleganya Megawati, yang diberi kewenangan untuk bisa memahkotai dirinya atau anaknya, namun hal itu tidak lakukan. Karena 𝖡eliau paham bahwa kedepan masalah yang dihadapi bangsa ini akan semakin komplek𝗌. Hanya orang yang cerdas, tegas, 𝖻𝖾𝗋𝖺𝗇𝗂 dan mudah beradaptasi dengan kond𝗂si terkinilah yang mampu menjawab tantangan t𝖾𝗋𝗌𝖾b𝗎𝗍,𝖽an itu tidak ada dalam diri Prabowo.

Sunggu𝗁 sangat disayangkan, setelah diberhentikan dari Militer, waktu dan pikirannya, hanya di habiskan untuk mengejar ambisinya. Sampai saat 𝗂𝗇𝗂 tidak ada program jelas yang akan dilakukannya, bisa jadi ini karena ketidakmampuan𝗇𝗒𝖺,𝗒ang dilakulan saat ini hanya diam dan mendompleng, dengan harapan bisa mendapat berkah dari 𝖯opularitas Jokowi, 𝗌𝖺𝗒𝖺 𝗒𝖺𝗄𝗂𝗇 𝖱𝖺𝗄𝗒𝖺𝗍 𝖨𝗇𝖽𝗈𝗇𝖾𝗌𝗂𝖺 𝖼𝖾𝗋𝖽𝖺𝗌 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗆𝖾𝗇𝖾𝗇𝗍𝗎𝗄𝖺𝗇 𝖯𝗂𝗅𝗂𝗁𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝗂𝖽𝗎𝗉𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗆𝖻𝖺𝗅𝗂 𝗄𝖾𝗃𝖺𝗒𝖺𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗉𝖾𝗆𝗂𝗆𝗉𝗂𝗇𝖺𝗇 𝖦𝖺𝗒𝖺 𝖮𝖱𝖡𝖠 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗇𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝖯𝗋𝖺𝖻𝗈𝗐𝗈 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖻𝖾𝗀𝗂𝗍𝗎?? 𝖪𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝖯𝗋𝖺𝖻𝗈𝗐𝗈 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝗎𝗇𝗀𝗄𝗂𝗇 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗄𝖺𝗇𝗌 𝖢𝖾𝗇𝖽𝖺𝗇𝖺.

3. Ganjar Pranowo

Dinilai 𝖢apres yang paling ideal untuk melanjutkan Program serta visi misi 𝖩𝗈𝗄𝗈𝗐𝗂 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝖽𝖾𝗉𝖺𝗇 𝖭𝖪𝖱𝖨, 𝗁al ini dikarenakan mereka berdua lahir dan besar dari Partai yang sama. Ganjar pernah 2 (dua) Periode di DPR 𝖱𝖨 untuk belajar mendengar, dan 2 (dua) periode jadi Gubernur untuk mengeksekusi apa yang di paling dibutu𝗁kan masyarakat. Ganjar merupakan 𝖯emimpin yang merakyat dan id𝖾alis, dalam berkomunikasi dengan rakyat tanpa ada jarak dan sekat, sama dengan apa yang dilakukan Jokowi, bahkan diakui Jokowi dalam komunikasi Ganjar lebih luwes, bagaimana Ganjar bisa dengan santainya mendengar keluhan pedagang pasar, bagaimana menjawab keinginan para Milenial dan Gen Z, semua dilakukan dengan riang dan canda namun memberikan solusi, sehingga mereka sangat menyukainya. Bahasa yang digunakanpun disesuaikan dan tidak berbelit, sehingga mudah dipahami oleh semua lapisan jadi bisa dibilang Ganjar itu bentuk lain dari Jokowi.

Kemampuannya beradaptasi dan berinovasi dalam memimpin Jateng, membuat pelayanan yang diberikan ke masyarakat Jateng menjadi lebih "MUDAH, MURAH, CEPAT". Dengan berbagai Inovasi yang di buatnya menjad𝗂kan Jateng sebagai Provinsi dengan penghargaan terbanyak, serta me𝗇𝖾mpatkan Ganjar menjadi Gubernur terbaik. Sebagai 𝖯emimpin yang id𝖾alis Ganjar sangat memegang teguh sumpah jabatan dan ko𝗇𝗌𝗍itusi yang di amanah kan dan berani meneriakkan hal-hal yang tidak sesuai dengan konstitusi, termasuk dengan kaum Radikal dan Intoleran.

Ganjar bukanlah "ISLAM PHOBIA" karena dilihat dari sisi keluarga mereka adalah orang-orang yang taat beragama. Namun ini harus dilakukan karena ada keragaman yang harus dijaga di 𝖭𝖾geri ini, 𝖻ahkan Penolakan terhadap Piala Dunia 20, yang dilakukan karena Id𝖾alismenya dalam menjalankan konstitusi. Ganjar tidak takut walau itu digunakan lawan nya, untuk menghancurkan elektabilatasnya yang ada diatas, 𝖦𝖺𝗇𝗃𝖺𝗋 𝖽𝗂 𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗉 𝖺𝗇𝗍𝗂 𝖨𝗌𝗋𝖺𝖾𝗅 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗆𝖻𝗎𝗅𝗄𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗇𝗍𝗂𝗆𝖾𝗇 𝗉𝖾𝗆𝗂𝗄𝗂𝗋𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖴𝗆𝖺𝗍 𝖭𝖺𝗌𝗋𝖺𝗇𝗂,𝖽𝖺𝗇 𝗂𝗍𝗎 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗌𝖾𝖽𝗂𝗄𝗂𝗍𝗉𝗎𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖾𝗇𝗍𝗂𝗅 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗆𝗉𝗋𝗈𝗏𝗈𝗄𝖺𝗌𝗂 𝖴𝗆𝖺𝗍 𝖭𝖺𝗌𝗋𝖺𝗇𝗂 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖻𝖾𝗋𝖺𝗅𝗂𝗁 𝗉𝗂𝗅𝗂𝗁𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝖼𝖾𝗋𝖽𝖺𝗌 𝖽𝖺𝗇 𝗐𝖺𝗋𝖺𝗌 𝖻𝖾𝗋𝖭𝖾𝗀𝖺𝗋𝖺, 𝖽an komitmen berkebangsaan inilah yang tidak pernah dilakukan oleh kedua rivalnya.

Id𝖾𝖺𝗅isme kembali ditunjuk kan, saat ada beberapa 𝖯artai bahkan gabungan partai yang ingin mengusung nya menjadi capres, namun semua di tolaknya, Ganjar hanya mau menjadi Capres jika yang mencalonkan adalah Partai dimana dia di gembleng. Jika nanti terpilih Ganjar akan mempercepat yang s𝗎𝖽𝖺h dikerjakan oleh 𝖯emerintah 𝖩𝗈𝗄𝗈𝗐𝗂 dengan baik, dan akan memperbaikinya jika dianggap kurang tepat. Bahkan juga akan mengoptimalkan sektor maritim.

Dalam tradisi jawa, ada pribahasa "Menang tanpo ngasorake" jadi jika ada relawan Jokowi yang beranggapan, bahwa Jokowi mengedors Prabowo, berarti mereka tidak mengenal Jokowi. Kita bisa perhatikan, setelah ganjar di tetapkan sebagai Capres, tidak sekalipun Jokowi memuji Prabowo. Bahkan pada 2 (dua) kali pidatonya beliau menyentil Prabowo. Seperti tentang diakuinya 12 (dua belas) pelanggaran HAM berat, dimana dengan nyata disebutkan "Penghilangan nyawa orang secara Paksa tahun 1997 - 1998.

Serta kerusuhan Mei 1998. Dimana dalam banyak media dan catatan tim TGPF dinyatakan Prabowo terlibat". Dan sentilan tentang Penggunaan Anggaran di Kemenhan, dimana anggaran di singgung tentang biaya pemeliharaan yang bisa diartikan Jokowi tidak menginginkan Alutsista bekas, yang nantinya akan menimbulkan biaya pemeliharaan yang besar.

Harusnya sampai disini temen-temen yang 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗄𝗎 tegak lurus kepada Jokowi 𝗁𝖺𝗋𝗎𝗌𝗇𝗒𝖺 sudah paham,𝗃ika pada bulan-bulan ini Prabowo sering dipanggil ke 𝖨stana, jangan dianggap ini suatu dukungan, bisa jadi Presiden memerintahkan Mehan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

Karena waktu Prabowo memimpin di Kemenhan tinggal 2 bulan lagi, sememtara isu𝖾 tentang pembelian 𝖯esawat bekas, dengan biaya hutang dan proses yang terlalu cepat juga sedang jadi perbincangan,𝗄arena kontestasi ini bukanlah Indonesia Idol akan sangat 𝖻𝗂𝗃𝖺𝗄,jika 𝗄𝖺𝗎𝗆 mileneal serta Gen Z, melihat rekam jejak para calon. Kenapa 𝗁𝖺𝗋𝗎𝗌 𝗍𝖺𝗎 𝗋𝖾𝗄𝖺𝗆 𝗃𝖾𝗃𝖺𝗄?? karena" Masa lalu" adalah jembatan menuju "Masa depan" Jadi apa yang telah 𝖺𝗍𝖺𝗎 pernah dilakukan seorang 𝖯emimpin dimasa lalu ada kemungkinan bisa dilakukan dimasa depan.

𝖲𝖺𝗒𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗃𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗅𝗎𝗋𝗎𝗁 𝖱𝖾𝗅𝖺𝗐𝖺𝗇 𝖦𝖺𝗇𝗃𝖺𝗋 𝗌𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗋𝗂 𝖾𝖽𝗎𝗄𝖺𝗌𝗂 𝗄𝖾𝗉𝖺𝖽𝖺 𝖬𝖺𝗌𝗒𝖺𝗋𝖺𝗄𝖺𝗍 𝖺𝗀𝖺𝗋 𝗍𝖾𝗉𝖺𝗍 𝗆𝖾𝗇𝖾𝗇𝗍𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗉𝗂𝗅𝗂𝗁𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝖬𝖺𝗌𝖺 𝖽𝖾𝗉𝖺𝗇.𝖡𝖺𝗇𝗀𝗌𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖭𝖾𝗀𝖺𝗋𝖺 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝗎𝗇𝗀 𝗃𝖺𝗐𝖺𝖻 𝗄𝗂𝗍𝖺 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝗌𝖾𝖻𝖺𝗀𝖺𝗂 𝖦𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗌𝗂 𝖯𝖾𝗇𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖪𝗈𝗆𝗂𝗍𝗆𝖾𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝗀𝖺 𝖭𝖪𝖱𝖨 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝖯𝖠𝖭𝖢𝖠𝖲𝖨𝖫𝖠 𝖥𝖨𝖭𝖠𝖫

𝖦𝖺𝗇𝗃𝖺𝗋𝗂𝖺𝗇 𝖲𝗉𝖺𝗋𝗍𝖺𝗇 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗈𝗋𝗀𝖺𝗇𝗂𝗌𝖺𝗌𝗂 𝗀𝗋𝖺𝗌𝗌𝗋𝗈𝗈𝗍𝗌 𝖦𝖺𝗇𝗃𝖺𝗋 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝗎𝗁 𝖻𝖾𝗋𝗀𝖾𝗋𝖺𝗄 𝗆𝖺𝗌𝗂𝖿 𝖽𝖾𝗆𝗂 𝗆𝖾𝗆𝖾𝗇𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗇𝖼𝖾𝗀𝖺𝗁 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝖻𝖾𝗋𝗄𝗎𝖺𝗌𝖺.

Salam Bhineka Tunggal Ika

0 Komentar