Mengenal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai yang Terbuka untuk Semua Golongan



Oleh : Adi Putra

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan satu dari tiga partai yang masih eksis di setiap pemilu sejak era Orde Baru hingga kini. Pada 5 Januari lalu, partai berlambang Kabah ini genap berusia 50 tahun. Partai yang didirikan pada 1973 ini adalah hasil fusi dari empat partai politik peserta Pemilu 1971, yakni Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti). Bersama dengan Golkar dan PDI (kini PDI-P), PPP masih bertahan dan konsisten lolos ke parlemen.

Pada perhelatan Pemilu 2024 mendatang, PPP kembali akan menjadi partai peserta pemilu yang mendapat nomor urut 17. Walaupun dalam AD/ART PPP berasaskan Islam, namun PPP merupakan Partai yang terbuka untuk semua golongan. Di beberapa daerah yang minoritas muslim seperti di NTT telah tercatat kader non-muslim bergabung bahkan menjadi anggota DPRD Kab/Provinsi. Arif Parapatiah (Sekwil DPW PPP NTT) mengatakan jumlah anggota DPRD Provinsi NTT dan Kabupaten dari PPP saat ini 10 orang dimana 4 diantaranya non-Muslim,  sementara untuk ketua DPC di 12 Kabupaten merupakan non muslim dan 10 lainnya muslim. 

Sejak PPP dipimpin oleh Suryadharma Ali (Ketum DPP PPP periode 2007 - 2014) menegaskan bahwa sebagai parpol berbasis Islam, PPP tidak hanya melayani umat Islam, namun pelayanan menerapkan tujuan Islam sebagai agama yang memberi rahmat kepada umat manusia. Saat ini di bawah pimpinan Ketua Umum Muhammad Mardiono PPP tetap menjadi partai yang terbuka untuk semua golongan bahkan kepada generasi milenial. Terlebih dengan masuknya tokoh nasionalis Sandiaga Uno dalam struktur sebagai Ketua Bapilu Nasional menjadi sinyal positif kenaikan basis massa pendukung terutama generasi milenial yang merupakan kelompok generasi terbesar pada Pemilu 2024 mendatang.

0 Komentar